PKS: Publik Menanti Ekspansi Ekonomi
DL/07112019/JAKARTA
---- Pertumbuhan ekonomi
Indonesia masih bergerak pada level 5%-an, di tengah-tengah kebutuhan
pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Level yang lebih tinggi diharapkan dapat
mempercepat perbaikan indikator-indikator sosial seperti angka kemiskinan,
pengangguran dan ketimpangan pendapatan.
Selain itu, pertumbuhan
ekonomi tinggi juga diarahkan untuk menggiring Indonesia keluar dari jebakan
ekonomi berpendapatan menengah (middle
income trap).
Legislator asal Lampung Junaidi Auly menjelaskan
bahwa upaya mencapai pertumbuhan tinggi memang menghadapi berbagai tantangan,
baik dari perkembangan global maupun kondisi ekonomi domestik.
“Lihat saja perang dagang antara AS-China menyebabkan permintaan ekspor Indonesia cenderung melambat. Kondisi tersebut dapat menyebabkan defisit neraca perdagangan Indonesia melebar. Selain itu, investasi ke Indonesia melambat karena likuiditas global yang semakin seret karena imbas dari perang dagang tersebut,” ungkap Junaidi.
“Kalau dari domestik, pertumbuhan ekonomi
Indonesia terkendala oleh perlambatan kinerja sektor industri pengolahan.
Dengan kontribusi sekitar 19% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), pertumbuhan
industri pengolahan cenderung menurun. Triwulan II Tahun 2019, pertumbuhan
industri pengolahan hanya sekitar 3,5%," jelas Anggota Komisi XI DPR RI.
Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
berharap kinerja sektor industri pada Triwulan III semakin membaik, sehingga
pertumbuhan ekonomi dapat lebih tinggi, terutama pada industri-industri
berbasis tenaga kerja besar seperti industri makanan-minuman.
“Kita sangat bergantung pada industri-industi penyerap tenaga kerja besar, sehingga pemerintah harus meningkatkan dukungan (insentif) kepada sektor tersebut dan tentunya dengan memperhatikan rasionalitas”, tutup Junaidi. (tim)
Comments